Jumat, 08 November 2019

Surat Cinta dari Pak Suhari



Si Imam yang ga suka dijepret
Dontot AKA Beni adalah salah satu siswa yang akan kita ulas kali ini. Dia adalah salah satu siswa di kelas IX D yang diasuh oleh Pak Suhari. Mungkin banyak yang menyangka, mentang-mentang wali kelas IX D yang mengopeni blogspot SMPN 2 Ngimbang maka berita-berita yang diulas adalah terkait dengan tingkah polah siswanya yang pada lucu-lucu, ngebanggakan dan terkadang ngeselin. Misalnya Pak Suhari dituduh seperti itu jawabannya adalah 'Bodo Amat'.
Oke kita kembali ke judul pada artikel kali ini. Beni atau Fachry atau Dontot adalah orang yang sama. Tidak penting kita bahas asal nama atau 'kejadian apa yang melatarbelakangi panggilan yang macam-macam itu'. Sebenarnya beni adalah anak yang baik. Ya... sekali lagi pada dasarnya semua siswa adalah anak yang baik. Hanya saja ada keluarga, teman, sekolah dan apa saja yang dia temui kadang menjadikannya menjadi yang sekarang.
Mungkin kapan hari kita melihat dia di video saat terjadi 'tercyduk' pak novan saat merokok di warung timur sekolah. Saya tidak bisa menyalahkan sepenuhnya kepadanya mungkin karena pengaruh teman atau keluarga yang kurang care ama dia. So itu bukan masalah yang besar, akan jadi masalah yang besar jika dia merokok 3 bungkus sehari. Kalau cuma sebatang dan itupun dihisap untuk menghormati teman, saya kira biasa saja. Berbeda dengan bleki, kayaknya dia sudah kecanduan parah. Sehingga dalam hitungan jam dia tidak menghisap rokok, kepalanya pusing dan ada sesuatu yang ga nyaman di dirinya.
Penutup untuk artikel kali ini adalah seperti kata pak budi, nakal ga masalah tapi ojo nemen-nemen... sekolah kudu tetep jalan, bantu ortu di rumah harus tetep jalan, sholat ke masjid harus tetep jalan. Jangan sampai kita ga tau tempat dan waktu mencampuradukkan semuanya sehingga ada masalah. Saat di sekolah, jadilah siswa yang baik, Saat di rumah jadilah anak yang baik. Saat di jalan, jadilah teman yang baik. Saat di mushola jadilah muslim yang baik. Mungkin dengan seperti itu hidup akan semakin berwarna dan penuh dengan kawan. Dan yang jelas kita tak melukai perasaan orang-orang di sekitar kita yang menyayangi kita terutama orang tua kita.
Contoh yang kurang bisa mengatur diri sendiri adalah Ferdy, bolos nya kebanyakan, dia tak menyadari bahwa sekolah itu juga penting. Kenapa 23 teman saya di kelas bisa betah tetapi kenapa saya tidak? Saya butuh ijazah untuk membahagiakan orang tua saya ketika wisuda atau purnawiyata nanti. Masak saya kayak gini terus? Kayak anak kecil yang harus dimarahi dulu baru mau sekolah?
Saya bolak balik ngomong menyesal tak pernah di depan tapi di belakang, kalau di depan itu namanya pendaftaran. Jangan sampai kita menyesal di belakang hari.
Mungkin kalian tahu ada seorang anak punk yang wajahnya penuh tato, dan pernah diundang di Hitam Putih ma Dedy Corbuzier si gundul yang jago sulap? Ya... kalau belum tahu coba search di Youtube. InsyaAllah videonya masih ada. Pesan yang bisa diambil adalah si anak punk yang wajahnya penuh tato itu kini bertobat dan dia menyesal. Tapi karena keinginannya tebel banget maka dia sekarang kerap pakai baju koko dan ada di masjid. Jangan sampai kita menyesal seperti anak punk itu!
Semua yang saya tulis ini tulus buat anak tersayang di IX D. Mungkin ada banyak cara wali kelas ingin berguna bagi siswanya. Pak Udin, Pak Budi, Pak Sukadi, Bu Trinil dan mungkin ini adalah cara Pak Suhari bisa berarti untuk siswa siswinya. Semoga kelak kalian menjadi orang yang sukses semua.
Spesial buat Alvin sama Yogi, kalian adalah Upin Ipin yang belum tobat dan perlu untuk kembali ke jalan yang benar. Nakal yo nakal... tapi sekolah itu juga penting...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar